Keutamaan Membaca Al-Qur’an Selama Bulan Puasa

Keutamaan Membaca Al-Qur’an Selama Bulan Puasa

 اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ 

 اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي هَدَانَا لِهٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللّٰهُ ، اَشْهَدُ اَنْ لۤا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، 

Selama bulan Ramadhan, umat Islam juga sangat dianjurkan untuk membaca Al-Qur’an dan mengkhatamkannya. Sebagaimana hadits berikut:

وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ

“Jibril menemuinya pada tiap malam malam bulan Ramadhan, dan dia (Jibril) bertadarus Al-Quran bersamanya. (H.R. Bukhari No. 3220)


Bulan Ramadhan disebut dengan syahrul qur’an atau bulan Alquran karena di bulan mulia itu kitab suci umat Islam diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.  Allah SWT memuji bulan Ramadhan di antara bulan-bulan lainnya, karena Dia telah memilihnya di antara semua bulan sebagai bulan yang padanya diturunkan Al-Qur’an yang agung.

Dalam sebuah hadits diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:

عن ابن عباس قال: كان رسول الله صلى الله عليه و سلم أجود الناس وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل وكان يلقاه في كل ليلة من رمضان فيدارسه القرآن فلرسول الله صلى الله عليه و سلم أجود بالخير من الريح المرسلة (متفق عليه)

Ibnu Abbas ra. berkata: Sesungguhnya Rasulullah SAW adalah manusia paling dermawan, dan ia berada dalam kondisi terdermawannya ketika di bulan Ramadhan, yaitu ketika Malaikat Jibril menemuinya. Dan Malaikat Jibril senantiasa menemuinya pada setiap malam Ramadhan untuk mudaarasah al-Qur`an. Dan keadaan Rasulullah ketika ia ditemui oleh Malaikat Jibril adalah lebih dermawan daripada angin yang berhembus. (HR. Bukhari-Muslim)

  

Maka tidak heran bila Nabi SAW adalah manusia terbaik yang pernah terlahir di bumi. Juga tidak aneh, ketika Ummul mu’minin Aisyah ra. ditanya tentang bagaimana akhlak Nabi, maka dengan tegas ia menjawab  ”كان أخلاقه القرآن“ bahwa akhlak Nabi sangat sesuai dengan Al-Qur’an. Yang demikian dapat terjadi, hanya karena Nabi benar-benar telah memahami dan meresapi ajaran mulia Al-Quran. Agar menghidupkan tradisi membaca Alquran di bulan Ramadhan bisa dilakukan secara efektif dan optimal, maka hendaknya syarat utama dipenuhi, yaitu haqqa tilawatih. Menurut Imam Al-Ghazali, yang dimaksud haqqa tilaawatih adalah membaca al-Qur`an dengan melibatkan baik lisan, akal maupun kalbu. Lisan bertugas membacanya dengan benar sesuai kaidahnya, akal bertugas memahami artinya, dan kalbu bertugas meresapi dan merenungi segala maknanya agar dapat mengambil nasihat dan pelajaran serta menaati segala perintah dan larangan-Nya.

 

Berikut keutamaan membaca Alquran di Bulan Ramadhan:

1. Pemberi Syafa’at di Hari Kiamat

عَنْ زَيْدٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَلَّامٍ يَقُولُ حَدَّثَنِي أَبُو أُمَامَةَ الْبَاهِلِيُّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ   يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِه

Dari Zaid bahwa ia mendengar Abu Sallam berkata, telah menceritakan kepadaku Abu Umamah Al Bahili ia berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Bacalah Al Qur`an, karena ia akan datang memberi syafaat kepada para pembacanya pada hari kiamat nanti. (HR. Muslim) [ No. 804 Syarh Shahih Muslim] Shahih.

2. Alquran Datangi Orang yang Membaca dan Mengamalkannya

عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّوَّاسَ بْنَ سَمْعَانَ الْكِلَابِيَّ يَقُولُا سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ يُؤْتَى بِالْقُرْآنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَهْلِهِ الَّذِينَ كَانُوا يَعْمَلُونَ بِهِ تَقْدُمُهُ سُورَةُ الْبَقَرَةِ وَآلُ عِمْرَانَ وَضَرَبَ لَهُمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةَ أَمْثَالٍ مَا نَسِيتُهُنَّ بَعْدُ قَالَ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ ظُلَّتَانِ سَوْدَاوَانِ بَيْنَهُمَا شَرْقٌ أَوْ كَأَنَّهُمَا حِزْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ صَاحِبِهِمَا

Dari Jubair bin Nufair ia berkata, saya mendengar An Nawwas bin Saman Al Kilabi berkata; Saya mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Al Qur`an akan didatangkan pada hari kiamat bersama Ahlinya yang telah beramal dengannya, dan yang pertama kali adalah surat Al Baqarah dan Ali Imran.” Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memberikan tiga permisalan terkait dengan keduanya, aku tidak akan melupakannya setelah itu. yakni: “Seperti dua tumpuk awan hitam yang diantara keduanya terdapat cahaya, atau seperti dua kelompok burung yang sedang terbang dalam formasi hendak membela pembacanya.” ( HR. Muslim ) [ No.805 Syarh Shahih Muslim] Shahih.

3. Menjadi Hujjah atau Pembela

عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلَأُ الْمِيزَانَ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلَآَنِ أَوْ تَمْلَأُ مَا بَيْنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالصَّلَاةُ نُورٌ وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَايِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُهَا

Dari Abu Malik al-Asyari dia berkata, ‘Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Bersuci adalah setengah dari iman, alhamdulillah memenuhi timbangan, subhanallah dan alhamdulillah keduanya memenuhi, atau memenuhi ruang antara langit dan bumi, shalat adalah cahaya, sedekah adalah petunjuk, kesabaran adalah sinar, dan al-Quran adalah hujjah bagimu atau bumerang bagimu. Setiap manusia berangkat di pagi hari, maka ada yang menjual dirinya sehingga membebaskannya atau membinasakannya.” (HR. Muslim) [ No. 223 Syarh Shahih Muslim] Shahih.

4. Orang Terbaik

 

عَنْ عُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ قَالَ وَأَقْرَأَ أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ فِي إِمْرَةِ عُثْمَانَ حَتَّى كَانَ الْحَجَّاجُ قَالَ وَذَاكَ الَّذِي أَقْعَدَنِي مَقْعَدِي هَذَا

Dari Utsman radliallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda: “Orang yang paling baik di antara kalian adalah seorang yang belajar Alquran dan mengajarkannya.” Abu Abdirrahman membacakan (Alquran) pada masa Utsman hingga Hajjaj pun berkata, “Dan hal itulah yang menjadikanku duduk di tempat dudukku ini.” ( HR. Bukhari) [ No. 5027 Fathul Bari] Shahih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *